KISAH ATLANTIS DAN SEGITIGA BERMUDA
Sejarah singkat benua yang hilangSebuah daratan seluas benua Eropa, dengan kota-kota yang indah, teknologi yang maju dan dengan pemerintahan yang diimpikan semua orang …, dilanda bencana alam yang dahsyat, luluh lantak dan tenggelam ke dasar laut, lenyap untuk selamanya. Legenda mengenai Atlantis ini sudah muncul lebih dari dua ribu tahun yang lalu, dan bagaimanapun kemungkinan kebenarannya, ini merupakan peninggalan yang sangat terhormat; karena yang mula-mula memunculkan kisahnya adalah Plato.
Filsuf besar Yunani ini menulis tentang Atlantis dalam dua dari 
dialog-dialognya, “Timaeus” dan “Critias”, sekitar tahun 370 sebelum 
masehi. Plato menyatakan bahwa kisah ini, yang menurutnya adalah nyata, 
berasal dari catatan berumur 200 tahun peninggalan penguasa Yunani, 
Solon yang mendengar tentang Atlantis dari seorang pendeta Mesir. Plato 
mengatakan bahwa benua itu terletak di Samudera Atlantik didekat selat 
Gibraltar sebelum akhirnya hancur 10.000 tahun yang lalu.
Di dalam “Timaeus”, Plato menggambarkan Atlantis sebagai bangsa yang 
makmur dan sedang memperluas kekuasaannya, “Sekarang di Benua Atlantis 
terdapat sebuah kerajaan yang besar dan terkenal, dengan penguasa 
bijaksana yang memerintah seluruh benua dan beberapa pulau lain 
disekitarnya,” tulisnya, “Dan, lebih jauh lagi, penduduk Atlantis 
merupakan bagian dari bangsa Libya yang membentang dari Heracles sampai 
Mesir, dan dari Eropa sampai Tirenia.”
Plato selanjutnya mengatakan bagaimana Atlantis membuat sebuah 
kesalahan fatal dengan berusaha menaklukan Yunani, mereka tidak sanggup 
mengalahkan pasukan Yunani, dan karena kekalahan ini, bencana alam 
menyusul dan mengakhiri nasibnya.
“Timaeus” melanjutkan; “Tetapi setelah itu berlangsung gempa bumi 
dahsyat dan banjir besar; karena nasib buruk, dalam sehari-semalam semua
 orang yang menyukai perang ini tenggelam ditelan bumi, demikian juga 
dengan Benua Atlantis, lenyap di kedalaman lautan.”
Yang menarik, Plato lebih lanjut mengisahkan tentang Atlantis dalam 
cerita yang lebih menjurus ke metafisika di dalam “Critias”. Di situ dia
 menggambarkan benua yang hilang itu sebagai kerajaan Poseidon, Dewa 
Laut. Atlantis adalah juga sebuah masyarakat yang terhormat dan canggih,
 yang selalu dalam kedamaian selama berabad-abad, sampai pada akhirnya 
orang-orangnya tidak lagi merasa puas dan menjadi tamak, marah karena 
mereka mengingkari kehormatannya, Zeus memutuskan menghukum mereka 
dengan menghancurkan Atlantis.
Walaupun Plato merupakan orang yang pertama kali menggunakan kata 
“Atlantis”, ada kisah yang mendahului legenda ini, ada sebuah legenda 
Mesir yang mungkin didengar oleh Solon ketika dia pergi ke Mesir, yang 
beberapa tahun kemudian diceritakannya pada Plato, sebuah suku bangsa di
 pulau Keftiu, yang menurut legenda Yunani, tempat dimana salah satu 
dari empat pilar penyangga langit berada, dikisahkan mengenai sebuah 
bangsa yang penuh kemuliaan dan mempunyai peradaban yang sangat maju, 
yang kemudian hancur dan tenggelam ke dasar samudra.
Yang lebih penting, ada sebuah kisah lain yang mirip dengan cerita 
mengenai Atlantis yang lebih mendekati dunia Plato, sebuah istilah yang 
berhubungan dengan waktu dan ilmu bumi …, dan ini lebih berdasarkan 
kenyataan:
Peradaban
 Minoan yang berlandaskan pada budaya yang mulia dan damai, berada di 
pulau Kreta, 2200 tahun sebelum masehi. Di pulau Minoan di kawasan 
Santorini, yang kemudian dikenal dengan Thera, ada sebuah gunung berapi 
yang sangat besar, pada tahun 1470 SM, gunung itu meletus dengan 
kekuatan yang diperkirakan lebih besar dari letusan gunung Krakatau, 
melenyapkan semua yang ada dipermukaan tanah, gempa bumi dan tsunami 
yang menyertainya, menghancurkan kebudayaan Minoan yang tersisa. Mungkin
 Santorini adalah “Atlantis yang sebenarnya”. Beberapa orang yang tidak 
setuju dengan pendapat ini, mengemukakan alasan bahwa Plato menyatakan 
Atlantis tenggelam 10.000 tahun yang lalu, sedangkan bencana Minoan 
terjadi 3.500 tahun yang lalu, mungkin saja ada kesalahan penterjemahan 
tentang tahun-tahun yang sebenarnya ditulis oleh Plato, atau mungkin 
saja dengan sengaja dia telah mengaburkan kenyataan sejarah demi 
kepentingannya. Masih ada satu kemungkinan kuat lainnya; Plato hanya 
mengarang kisah mengenai Atlantis ini.
Kisah benua yang tenggelam ini terus hidup dari generasi kegenerasi 
selanjutnya. Seorang pemikir Yunani lainnya, seperti Aristoteles dan 
Pliny, mempertanyakan mengenai eksistensi Atlantis, sedangkan Plutarch 
dan Herodotus menulisnya sebagai kenyataan sejarah. Atlantis sekarang 
menjadi cerita rakyat di seluruh dunia, tergambar di peta, dan terus 
dicari oleh para penjelajah.
Pada tahun 1882, Ignatius Donnelly, anggota konggres Amerika dari 
Minnesota, memperkenalkan legenda ini kepada masyarakat Amerika melalui 
bukunya, Atlantis: sebuah dunia yang sangat kuno, kemudian seorang 
Paranormal, Edgar Cayce (1877 – 1945) menjadi seorang ahli mengenai 
seluk beluk Atlantis, dia dikenal luas sebagai “The Sleeping Prophet”. Cayce dikenal mempunyai keahlian melihat ke masa depan dan berkomunikasi dengan roh orang yang sudah lama sekali meninggal.
Cayce mengatakan bahwa Atlantis terletak di dekat pulau Bermuda 
Bimini. Dia yakin bahwa penduduk Atlantis menguasai teknologi yang 
sangat maju, termasuk “Kristal Api” yang mempunyai energi teramat kuat, 
yang digunakan sebagai sumber energi. Bencana yang disebabkan oleh tidak
 dapat dikontrolnya kristal api ini, mengakibatkan tenggelamnya 
Atlantis, ini kendengaran seperti peringatan akan bahaya tenaga nuklir. 
Karena kristal api yang sudah rusak ini tetap aktif di bawah gelombang 
samudra, dan terus memancarkan gelombang energi yang mengganggu navigasi
 kapal atau pesawat terbang yang melintas, daerah Bermuda ini kemudian 
oleh Cayce disebut dengan segitiga Bermuda.
Cayce meramalkan bahwa sebagian dari Atlantis akan kembali muncul ke 
permukaan pada akhir abad ke duapuluh satu ini. Dengan penjejakan sonar 
dan pengetahuan modern yang disebut lempeng tektonik, belum dapat 
dipastikan apakah Atlantis benar-benar pernah ada. Tetapi terdapat 
persamaan budaya dan legenda pada suku bangsa di sekitar kawasan itu 
tentang adanya Atlantis, walaupun dalam versi dan nama yang berbeda.
Riwayat singkat segitiga Bermuda
Segitiga Bermuda sering disebut juga dengan Limbo of the lost, The twilight zone, Hoodoo Sea, Devil’s Triangle.
Kawasan
 berbentuk segitiga di samudra Atlantis yang dibatasi oleh Bermuda, 
Puerto Rico dan Fort Lauderdale-Florida ini, sebelum tahun 1964 
mempunyai julukan-julukan yang terkenal ini, tetapi karena adanya 
laporan-laporan aneh yang terjadi di situ atau di dekatnya yang tercatat
 selama berabad-abad. Pada kenyataannya, banyak yang mengatakan bahwa 
Christopher Columbus adalah salah satu saksi keanehan Segitiga Bermuda 
ini. Ketika kapalnya, Nina, Pinta dan Santa Maria berlayar melintasi 
kawasan itu pada tahun 1492, dilaporkan bahwa kompas Columbus bergerak 
kacau dan bahwa mereka melihat cahaya aneh di angkasa, dalam catatan 
yang dibuat Columbus, ketidak-tepatan kompasnya dikiranya tidak lebih 
dari ketidak cocokan antara arah utara yang sebenarnya dan arah utara 
magnetik. Sedangkan mengenai cahaya di langit, Columbus menulis, dia 
melihat nyala api yang besar sekali, yang akhirnya jatuh ke laut – 
kemungkinan sebuah meteor. Sekali lagi dia melihat cahaya di angkasa 
pada tanggal 11 Oktober. Ini adalah sehari sebelum pendaratannya yang 
sangat terkenal itu. Cahaya itu berkelebat di dekat Cakrawala, di mana 
benua yang hilang itu berada.
Kejadian bersejarah lain yang sampai sekarang masih ada tentang 
segitiga Bermuda adalah penemuan kembali Mary Celeste, kapal layan ini 
ditemukan telah ditinggalkan di tengah laut pada tahun 1892, kira-kira 
400 mil diluar jalurnya dari New York menuju ke Genoa, tak ada 
tanda-tanda keberadaan 10 orang awaknya atau apa yang terjadi pada 
mereka, karena sekocinya juga hilang, kemungkinan besar mereka 
meninggalkan Mary Celeste karena amukan badai yang mereka perkirakan 
tidak akan dapat ditahan oleh kapal itu, tetapi apa yang semakin membuat
 segitiga Bermuda ini bertambah misterius adalah karena kapal itu tidak 
berada di dekat segitiga Bermuda, tetapi ditemukan di lepas pantai 
Portugal.
Legenda segitiga Bermuda ini sebenarnya dimulai pada tanggal 5 
Desember 1945, dengan hilangnya penerbangan 19 yang sangat terkenal itu,
 lima pesawat pembom hilang dalam misi latihan rutin, demikian juga tim 
penyelamat yang mencari mereka yang terdiri dari enam pesawat terbang 
dengan 27 awak, hilang tanpa jejak, tidak ditemukan serpihan penerbangan
 19 itu.
Ada kurang lebih 200 kecelakaan besar dan aneh yang menambah 
kemisteriusan kawasan itu, seorang penulis bernama V. Gaddis pada tahun 
1964 menjuluki kawasan itu dengan Segitiga Bermuda, dalam sebuah artikel
 di majalah fiksi, Argosy. Masyarakat begitu tertarik pada phenomena ini
 dan lebih dipacu lagi oleh buku bestseller tulisan Charles Berlitz yang
 juga berjudul Segitiga Bermuda. Banyak orang masih penasaran dan terus 
mencari petunjuk-petunjuk baru, untuk membuktikan adanya Atlantis dan 
Segitiga bermuda ini. Ataukah ini semua hanyalah isapan jempol atau 
kisah fiksi semata?

Tidak ada komentar: